TNI Kurang Hati - hati

Written By chaello on Senin, 09 Juli 2012 | 05.04

SIDOARJO—Sejumlah pihak menilai TNI gegabah saat menggelar simulasi penyelamatan Kapal Selam KRI Cakra 401 di Perairan Pasir Putih yang menewaskan dua prajurit, Sabtu (7/7) lalu. Kabar yang berembus, tentara angkatan laut luar negeri pun belum tentu berani melangsungkan simulasi penyelamatan kapal selam semacam ini.
Pihak Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI AL sendiri menegaskan simulasi yang digelar Sabtu lalu telah menempuh persiapan cukup lama dan merupakan waktu yang tepat. “Simulasi ini (penyelamatan kapal selam) memang sudah diagendakan. Para prajurit sebelumnya telah melalui persiapan yang lumayan panjang,” kata Kadispen Armatim Letkol Yayan Sugiana, Minggu (8/7).
Lebih lanjut Yayan menjelaskan, simulasi tersebut sengaja dilakukan untuk menemukan sikap profesionalisme prajurit. “Yaitu satu-satunya dengan cara berlatih. Yang namanya prajurit harus tetap berlatih,” tukasnya.
Menjelang hari simulasi, lanjut Yayan, para prajurit dan seluruh anggota TNI AL yang terlibat juga terus-menerus dilatih keterampilan. Termasuk keterampilan selam. “Latihan sudah berkali-kali dilaksanakan, termasuk keterampilan selam. Salah satunya, latihan diving di dalam tangki selam milik Dislambair,” jelas Yayan.
Namun, adanya kecelakaan yang menimpa Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo dan Kolonel Laut (P) Jeffri hingga tewas di luar prediksi. Yayan menyatakan, hingga saat ini pihaknya bersama tim Mabes TNI AL masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab tragedi kecelakaan simulasi penyelamatan kapal selam tersebut.
“Kami masih terus melakukan penyelidikan dan melibatkan tim Mabes TNI AL. Kami harap secepatnya sudah ada hasil penyelidikan dan pemeriksaan medis dari tim dokter TNI AL. Yang pasti kejadian itu membuat keluarga besar TNI AL berduka,” ujarnya, dilansir Beritajatim.
Bagi dua orang perwira yang meninggal atau gugur dalam bertugas, TNI AL akan memberikan penghargaan dan haknya untuk menghormati jasa mereka. “Untuk Mayor Laut Eko Idang Prabowo akan naik satu tingkat pangkatnya menjadi Letkol Laut Anumerta. Untuk Kolonel Laut Jeffri juga pasti naik pangkat satu tingkat anumerta,” tegasnya.
Jerit Tangis
Sementara itu, salah satu perwira TNI AL yang gugur dalam latihan di Situbondo, Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo, dimakamkan di pemakaman warga TNI Angkatan Laut Wilayah Timur Juanda, Sidoarjo. Prosesi itu diwarnai jerit tangis istri dan kedua anaknya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, upacara pemakaman pria Kepala Divisi Penggerak Kapal Satsel Koarmatim ini dimulai dengan khidmat. Seluruh anggota keluarga, prajurit serta perwira Armatim turut hening.
Namun, ketika jenazah mulai dimasukkan ke dalam liang lahat, anggota keluarga almarhum mulai menunjukkan kegelisahan. Terutama istrinya yang sempat berusaha menghentikan prosesi pemakaman. “Tolong jangan dimasukkan ke dalam liang lahat,” kata Dina Anggraini (33), istri alm Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo.
Pemakaman yang berlangsung di Desa Gebang, Kecamatan Sedati, Sidoarjo ini pun diwarnai ketegangan. Sebab, anak tertua almarhum, Rara yang masih berusia 7 tahun juga ikut menangis. “Loh, itu Ma, batu nisannya kok ditancapkan?,” teriak Rara sambil menangis memeluk ibunya.
Namun, para anggota keluarga yang lain berusaha menenangkan keduanya. Dina Anggraini dan Rara diarahkan ke barisan keluarga sambil memandang nanar ke arah pemakaman.
Turut hadir dalam pemakaman ini Kasarmatim, Laksamana Pertama Darwanto. Juga Kadispen Armatim, Lekol Yayan Sugiana yang menyaksikan penghormatan terakhir Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo.
Diberitakan sebelumnya, simulasi penyelamatan Kapal Selam KRI Cakra 401 mengalami gangguan. Akibatnya, dua orang perwira tewas. Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo dan Kolonel Laut (P) Jeffri mengalami pendarahan pada hidung dan telinga saat muncul ke permukaan laut.
Simulasi yang digelar pada Sabtu pagi hingga siang ini melibatkan banyak kru. Selain 1 unit Kapal Selam KRI Cakra 401, juga ada tiga unit kapal atas air, 2 tim Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), 1 unit Kapal Ponton Lumba-Lumba, 1 tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), 2 tim kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr Ramelan Surabaya serta Pesawat Cassa dan 1 unit Helikopter BO-105. n Detik | Tri Hatmodjo
Sumber : Harian Joglosemar

0 komentar:

Posting Komentar